Header Ads

Manajemen Masjid yang Terabaikan

“Siang hari yang mentari begitu menyengat kulit namun tak menghalangi saya untuk melangsungkan kewajiban sebagai muslim yaitu menunaikan shalat berjamaah. Suara adzan terdengar tak jauh dari rumah saya. Sesampai di masjid ternyata air untuk berwudhu kering. Hmm…gumamku dalam hati. Beruntung di sebelah masjid ada rumah yang mau menyedekahkan airnya dalam tempayan untuk jamaah yang mau shalat”

Sahabat blogger….peristiwa di atas barangkali pernah sahabat rasakan atau temukan. Saya pribadi kerap kali mengalaminya. Ada apa ini? apa karena musim kemarau?

Pembangunan masjid tak terlepas dari perintah tuntunan syar’i. ketika sudah dibangun maka yang tak kalah penting adalah memakmurkan dan merawatnya. Maka dibentuklah pengurus masjid. Unsur-unsur pengurus masjid biasanya diikuti sertakan masyarakat setempat. Struktur masjid mirip dengan organisasi lainnya misalnya ada ketua, sekretaris, bendahara, bidang PHBI (peringatan hari besar Islam) dan lain sebagainya. Ikut sertanya masyarakat untuk disahkan menjadi pengurus masjid melalui musyawarah jika sudah terpilih pengurus tersebut bekerja secara sukarela (tanpa gaji). Barangkali yang beranggapan sebagai ibadah saja, memang ada betulnya juga. Sebab pekerjaan apapun bernilai ibadah apabila dikerjakan berlandaskan dengan niat ikhlas dan karena Allah. Terkadang ketika ada masyarakat dilibatkan untuk menjadi pengurus masjid tidak sedikit yang menolak dengan menyodorkan berbagai alasan, sibuklah, tidak faham, kurang ilmunyalah, dan lain sebagainya. Apa mungkin penolakan tersebut disebabkan secara materi tidak tampak (tanpa gaji). Mungkin ada betulnya juga. Sebab motivasi seseorang berbeda-beda. Pengelolaan asal-asalan maka akibatnya akan terkesan bahwa di internal masjid tidak ada yang mengurusnya. Mengurus masjid memang tidak terfokus saja orang-orang yang di SK-kan oleh Depag setempat. Tapi para jamaah yang datang juga wajib menjaga kenyamanan baik itu kebersihan, suasana dan lain sebagainya.

Setelah terbentuknya pengurus masjid itu maka ada program yang dibuat guna untuk bentuk memakmurkan masjid. Program yang dibuat tidak akan terlaksana jika tidak didukung oleh masyarakat sendiri. Pengontrolan program juga penting. Beberapa program prioritas antara lain pengeloaan uang infaq umat, kajian rutin, BMT, perpustakaan, kebersihan dan lain sebagainya. Sangat disayangkan apabila dana-dana yang masuk ke kas masjid tidak dikelola dengan baik dan benar. 

Nah…berdasarkan temuan ditempat penulis tinggal, sebagian kecil saja yang mengelolaan masjid secara maksimal. Kurang pekanya pengurus terhadap kondisi lingkungan masjid dan tujuan awal didirikannya masjid akan berakibat fatal. Di antarnya kebersihan kurang terjaga dan sepi dengan kegiatan kajian-kajian. Selain itu juga penyediaan air wudhu dan tempat buang air besar dan kecil. Inilah awal dari pengelolaan yang sederhana dan simpel, bagaimana mungkin ingin melakukan pengembangan ekonomi masyarakat kalau seperti penyediaan air wudhu saja tidak terurusi. Kisah awal sebagai pembuka tulisan saya ini, demikianlah akibatnya kurang karena kurang professional dan proposionalnya pengurus masjid dalam melayani para tamu-tamu Allah terutama menyedikan air wudhu. terhadap pelayanan jamaah. Beda halnya jika musim kemarau harus pula dimaklumi. 

Oleh karena itu, kedepan nantinya, penulis sangat berharap secara rutin pihak yang punya kapasitas keilmuan dalam hal manajemen masjid misalnya DEPAG / DMI untuk memberikan pembinaan khusunya kepada pengurus masjid dan umumnya kepada masyarakat yang dekat dengan lokasi masjid. Kelak dengan pahamnya pengurus tentang manajemen pengelolaan dan memperdayaan masjid yang berkualitas. Masjid merupakan basis kaum muslim. Masjid tidak sekedar digunakan sebagai seremonial ibadah wajib semata, alangkah baiknya juga dimanfaatkan untuk pembinaan umat. 

Sebagai penutup tulisan ini penulis mengutip salah satu ungkapan seorang ketua DMI dalam sebuah pelatihan”tidak salahnya jika pengurus masjid diberi gaji” selain itu juga penulis mengajak kepada generasi muda YOK KE MASJID “yes mousque no café”
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.