Tinjauan Teoritis Tentang Manajemen Pengajaran
1.
Pengertian Manajemen Pengajaran
Manajemen menurut
“Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah “Proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk pencapaian sasaran” (Diknas, 1999:623). , dan menurut Kamus
Inggris Indonesia
adalah “Management yang berarti pengelolaan” (John, Hasan, tp:372) Manajemen adalah “The art of getting
things done through other people” (Seni menyelesaikan segala sesuatu
melalui orang lain) (Amin, 1993:5). “Pendidikan adalah lembaga yang mengatur
urutan-urutan pelajaran yang disampaikan kepada murid dan cara mengatasi
kesulitan-kesulitan dari suatu mata pelajaran” (Zuhairini, 1980:106).
Jadi berdasarkan
pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa manajemen pengajaran adalah
proses perencanaan, (Planning),
Pengorganisasian, (Organisazion),
pengarahan (leading), dan
Pengendalian (Cntrolling) untuk
mengatur bahan pelajaran dan mengatasi kesulitan-kesulitan dari suatu
pelajaran.
2.
Fungsi Manajemen Pengajaran
Organisasi merupakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan
suatu cara yang terstruktur untuk mencapai suatu tujuan yang khusus atau
kumpulan tujuan-tujuan. Masyarakat memerlukan organisasi karena organisasi
melayani masyarakat, memungkinkan masyarakat mencapai tujuan yang individual
tidak dapat mencapainya, memperoleh pengetahuan dan memberikan karir.
“Keberhasilan masyarakat atau bangsa ditentukan oleh keberhasilan
seluruh oraganisasi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat atau bangsa itu.”
(Tunggal, 1993:3). Sedangkan keberhasilan organisasi ditentukan oleh
keberhasilan para manajer mencapai tujuan organisasi itu.
Suatu organisasi tergantung kepada performa manajerial efektivitas dan
efisien manajer. Proses manajemen sendiri meliputi aktivitas-aktivitas yang
berhubungan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Kegunaan bagi setiap orang yang berada dalam suatu organisasi untuk
mempunyai pengertian yang cukup tentang menajemen yang diungkapkan oleh
(Tunggal, 1993:3) adalah :
a.
Bagian semua untuk mengetahui organisasi di mana
mereka berkarya dengan baik
b.
Bagi mereka yang menduduki jabatan manajer untuk
mengetahui peranan, tanggung jawab dan tugasnya dalam organisasi
c.
Bagi yang berkedudukan sebagai bawahan untuk memahami
peranan atasannya, karena setiap atasan juga sekaligus berperan sebagai
bawahan.
d.
Bahkan bagi orang luar dari organisasipun perlu
mengenali manejemen suatu organisasi karena mempunyai hubungan dan kepentingan
dengan organisasi yang bersangkutan.
Sukamto (1992:13), mengatakan bahwa “Manajemen sebagai fungsi adalah suatu usaha merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir, serta mengawasi kegiatan dalam suatu
organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara egfektif dan efisien ”.
Berdasarkan beberapa dari pengertian di atas bahwa setiap pekerjaan
perusahaan itu perlu direncanakan, diorganisir, dikoordinir, diawasi, dan
diarahkan agar tercapai tujuan efisien dan efektif.
Jadi tujuan manajemen Pengajaran yaitu ;
a.
Mengetahui organisasi di mana mereka berkarya dengan baik
b.
Mengetahui peranan, tanggung jawab dan tugasnya dalam
organisasi
c.
Memahami peranan atasannya, karena setiap atasan juga
sekaligus berperan sebagai bawahan.
d.
Bagi orang luar dari organisasi mempunyai hubungan dan
kepentingan dengan organisasi yang bersangkutan.
3.
Komponen-komponen Manajemen Pengajaran
Secara etimologis istilah manajemen berasal dari kata Latin, “Menus”
artinya tangan “maneje” berarti mengendalikan” (Fadlil :2002:15). Dalam bahasa
itilah manajemen sering diterjemahkan dengan kepemimpinan, pembinaan dan
pengurusan.
Selanjutnya penulis akan menguraikan komponen-komponen dari manajemen
Pengajaran.
a.
Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses
mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan utuk dilakukan tindakan dalam
mencapai tujuan organisasi” (Fadlil, 2002:20).
Perencanaan merupakan penentuan segala
sesuatu sebelum melakukan kegiatan-kegiatan. Kegiatan-kegiatan diatas merupakan
usaha-usaha pengambilan keputusan yang
mempengaruhi jalannya sebuah organisasi atau perusahaan diwaktu yang akan datang.
“Proses pengambilan keputusan ini sifatnya harus ilmiyah, yaitu menurut
persyaratan tertentu, sedangkan rencana yang dibuat haruslah juga memenuhi
sifat serta tujuan tertentu. Selanjutnya orang harus mengetahui kaidah
perencanaan” (Tunggal, 1993:3).
Perencanaan yang dibuat harus bersifat sebagai berikut :
-
Menyumbang pada pencapaian tujuan organisasi
-
Merupakan dasar pokok fungsi manajemen yang lain yaitu
organisasi pengarahan dan pengawasan.
-
Merupakan fungsi dari setiap orang yang berada dalam
organisasi, baik horisontal maupun vertikal.
-
Efisiensi artinya apabila dilaksanakan rencana
tersebut dapat mencapai tujuan dengan sistem ekonomi
“perencanaan adalah pemilihan alternatif tujuan dan program-program.
Maka inti perencanaan adalah pemilihan jalan yang akan ditempuh dan inilah yang
merupakan prinsip utama dari suatu perencanaan” (Tunggal, 1993:3).
Dalam
pernyataannya Nugroho (1997:4), di bawah
ini menunjukkan hal-hal yang menonjol tentang aktifitas-aktifitas perencanaan :
-
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengerti
konsep mendatang dan mengntisipasinya, jika ia mampu.
-
Meskipun demikian banyak manajer yang mempunyai
keterampilan dan daya penglihatan yang dibutuhkan untuk perencanaan namun
melawan aktifitas-aktifitas seperti itu.
Rencana yang paling efektif adalah yang memanfaatkan
kesempatan-kesempatan dan menghilangkan rintangan-rintangan. Berdasarkan
pengertian dan kekuatan organisasi perencanaan memberikan kontrol yang lebih
baik terhadap organisasi.
b. Pengorganisasian
Kata organisasi mempunyai arti mengatur
bagian-bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya, dimana tiap-tiap bagian
mempunyai suatu tugas khusus atau berhubungan dengan keseluruhan.
“Tujuan
pengorganisasian adalah untuk mencapai yang telah ditetapkan dengan
menggunakan segala sumber yang ada secara efektifd an efisien” (Fadlil,
2002:22). Menurut Purwanto (1990:160), “organisasi yaitu susunan atau
penempatan orang-orang dalam suatu kelompok, menempatkan hubungan antara
orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak dan tanggung jawab dalam struktur
yang telah ditetapkan”.
Ada tiga ciri dari suatu organisasi menurut
Sukarna (1992:38)
-
Organisasi kelompok orang-orang
-
Antar hubungan kerjasama yang harmonis
-
Kerjasama yang didasarka atas hak, kewajiban dan
tanggungjawab masing-masing utnuk mencapai tujuan.
Jadi berdasarkan paparan di atas tujuan pengorganisasian adalah untuk
mencapai yang telah ditetapkan dengan menggunakan segala sumber yang ada secara
efektifd an efisien
c.
Penunjukan Personal (Staffing)
Dalam suatu organisasi telah diketahui bidang-bidang atau unit-unit
yang merupakan bagian dari sub sistem organisasi tersebut. Tiap-tiap bidang
memerlukan orang-orang yang akan menangani kegiatannya. Kesalah yang kadang
terjadi adalah langkah yang terbalik yakni menyediakan orang-orangnya, baru
kemudian dicarikan pekerjaan atau tugas, padahal cara yang benar itu adalah
disiapkan program dahulu, baru dicarikan orang yang mampu untuk melaksanakan
program tersebut.
Penempatan atau penunjukan personal merupakan tahap yang cukup rumit, hal ini disebabkan
karena unsur emosi manusia sering ikut memainkan peranan dalam tahap ini.
Adapun prinsip-prinsip penunjukan personal yang dikemukakan oleh Fadlil
(2002:25), yaitu:
a.
Penunjukan personal harus mengingat prinsip “the right man in the right place” yakni
melihat kemampuan personal yang akan menanganinya
b.
Keseimbangan antara tugas personal-personal yang akan terlibat di dalam organisasi
c.
Tidak terdapat bidang atau unit yang tidak atau belum
tertangani sehingga terjadi ketimpangan penyelesaian tugas, dan pencapaian
tujuan yang tidak maksimal.
Jadi berdasarkan pendapat di atas, penunjukan personal (staffing) merupakan penempatan personal
atau orang yang akan menempatai
kedudukan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
d.
Evaluasi
Secara etimologis, evaluasi berasal dari bahasa Inggris "evaluation" yang artinya
penilaian. Dalam bahasa Arab disebut "at-taqdier"
yang artinya penilaian. Sedangkan evaluasi pendidikan (educational evaluation) atau "at-taqdier
at-tarbawi" berarti penilaian pendidikan atau penilaian mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. (Fadhil, 2001:113)
Secara
terminologis, pengertian evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan sehingga dapat
diketahui mutu atau hasil-hasilnya. (Fadhil, 2001:113)
Evaluasi pendidikan sekarang ini mempunyai makna yang lebih luas, tidak
hanya penilaian terhadap hasil pelajaran saja, melainkan penilaian terhadap seluruh
aspek kepribadian anak didik sebagai individu beserta teknik-teknik yang
digunakannya”. (Purwanto, 1996:142-143)
Sedangkan menurut pandangan Islam, evaluasi pendidikan Islam adalah
cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku manusia didik berdasarkan
standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek
kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius. (Arifin, 1994:238)
Dalam penelitian ini, evaluasi pendidikan yang dimaksud adalah kegiatan
atau proses penentuan nilai pendidikan dengan menggunakan berbagai macam
instrumen dan cara, kemudian dibandingkan dengan berbagai macam aspek
pendidikan, sehingga diperoleh kesimpulan mengenai mutu atau hasil-hasil
pendidikan tersebut.
Tujuan utama
melakukan evaluasi pendidikan (dalam proses belajar mengajar) adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. (Daryanto,
2001:11)
Menurut
Jauhari (1990:2), tujuan utama dari evaluasi pendidikan adalah untuk :
1. Mengetahui
sejauh mana hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan dan pendidikan
yang telah dilaksanakan.
2. Mengetahui
dan mendiagnosa kesulitan anak dalam belajar atau faktor-faktor yang menghambat
tercapainya tujuan pendidikan dan pendidikan.
3. Mengetahui
celah/kesenjangan/gap yang terdapat antara bakat dan potensi murid dengan kadar atau tingkat pencapaian
mereka dalam belajar.
4. Membantu
murid dalam meningkatkan prestasi belajar dan memecahkan persoalan-persoalan pribadi
atau sosial yang mereka hadapi, baik dengan cara bimbingan ataupun penempatan.
5. Menyampaikan
informasi yang benar tentang perkembangan murid kepada orang tua/walinya atau
kepada siapapun yang membutuhkannya.
Untuk itu, ada tiga jenis tujuan pedagogis
dari sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia yaitu :
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman
terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
2. Untuk mengetahaui sampai dimana atau sejauh mana
hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rosulallah SAW terhadap umatnya.
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat
hidup keislaman atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling
mulia disisi Allah SWT, yaitu yang paling bertaqwa kepada-Nya, manusia yang
sedang dalam iman dan ketaqwaannya dan manusia yang ingkar kepada ajaran agama.
(Arifin, 1994:242)
Sebagai contoh adalah
ujian yang diberikan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya Ismail,
sebagai evaluasi untuk mengetahui kadar keimanan dan ketawakalan serta
ketaatannya kepada Allah SWT, dalam surat
As-Shaffat ayat 103-107, yaitu :
"فلما أسلما وتله
للجبين ....... إن هذا لهو البلاء المبين, وفديناه بذبح عظيم". (الصافات
:103-107)
Artinya : "Tatkala keduanya telah
berserah diri dan Ibrohiem membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya) ……. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata;
Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (As-Shaffat :
102-107)
Dan masih banyak lagi contoh-contoh mengenai evaluasi Allah yang
ditujukan kepada hamba-Nya, yang kesemuanya bertujuan mendidik hamba-Nya agar
sadar terhadap fungsinya selaku hamba-Nya, yaitu menghambakan diri hanya
kepada-Nya.
Dari
berbagai macam tujuan evaluasi pendidikan di atas, peneliti lebih mengedepankan
tujuan evaluasi pendidikan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
dari pendidikan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tertentu, sehingga
dapat diambil langkah-langkah korektif selanjutnya.
Jadi
komponen-komponen manajemen pengajaran yaitu ; perencanaan, pengorganisasian, penunjukkan
personal dan evaluasi .