Header Ads

Sang Idola Dunia dan Akhirat

Tak bisa dipungkiri dalam berbagai kehidupan kita pasti ada sesuatu yang kita diidolakan. Mengidolakan sesuatu disebabkan kagum dengannya. Apakah berupa penampilan, gaya bicara, cara berpakaian, ataupun perilakunya. Miris ketika kita melihat fenomena media yang menampilkan tontonan yang tidak mendidik sehingga menyebabkan penontonya baik itu yang muda maupun yang tua ikut terprovokasi dengan penampilan mereka tersebut. Begitu maraknya tampil para tokoh baik itu selebirtis ataupun artis yang menjadi role model dalam tren keseharian. Akibatnya mereka menjadi kiblat dalam berprilaku kebanyakan orang. Kalau tidak ikut atau mengidolakan mereka sering sebagian yang mengatakn bahwa tidak ikut tren, tidak gaul, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak pula dilarang ketika kita mengidolakan seseorang. misalnya mengidolakan orang tua ataupun guru, karena telah berjasa berjuang, mendidik mengorbankan waktunya untuk anaknya hingga kelak nanti menjadi orang yang berguna.

Al-Qur’an Idol bukan bentuk ajang perlombaan. Bukan pula kegiatanya menampilkan para tokoh-tokah yang tak jelas asal muasalnya. Agar lebih mudah dipahami kita lihat dulu secara defenisi. definisi Idola / idol adalah sesuatu yang sangat dikagumi karena alasan tertentu. mengagumi, menarik perhatian Sedangkan Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunakan kepada Nabi Muhammad SAW dan dipandang berpahala ketika membacanya. Jadi dalam hal ini Al-Qur’an Idol adalah perilaku seseorang yang menjadikan Al-Quran sebagai idola dalam kehidupan. Artinya Al-Qur’an dijadikan rujukan dalam berprilaku. Sehingga ia mengetahu rambu-rambu agar terhindar dari perbuatan negatif.

Berbagai cara ketika seseorang mengindolakan para role model di media massa. Sampai-sampai mampu mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Sudah semestinya juga ketika ada rujukan kehidupan yang membimbing kita, maka lebih dari itu kita relakan untuk mengetahui atau mempelajari nya dan layak kita jadikan idola sosok dia yaitu Al-Qur’an Nul Karim.

Bahwa Al-Qur’an diturunkan paling mendasar adalah membimbing manusia dan memperbaiki keadaannya menuntun ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Adapun agar kita dapat mengidolakan Al-Qur’an maka sudah sepantasnya kita memperhatikan 4 M (Membaca,Mengerti, Menghafal, Mengamalkan)

Membaca
Membaca secara umum diartikan aktivitas memperoleh informasi dari yang ditulis dalam hal ini adalah Al-Qur’an. Ada alasan klasik sebagian orang yang mengatakan belajar Al-Qur’an itu sulit, tidak waktu, tidak punya duit, tidak punya guru, dan lain sebagainya. Ungkapan tersebut dapat kita bantah dengan perkembangan saat ini sudah banyak para pemerhati Al-Qur’an melahirkan berbagai metode cepat membaca Al-Qur’an.
Selain itu juga dengan memanfaat teknologi, sudah ada media belajar membaca Al-Qur’an yang di dalamnya sudah setting ada suara qari’. Dan yang kita tidak bisa mengeja tinggal mendengarkan media itu. Belajar ilmu tajwid via komputer juga sudah ada dengan contoh-contoh plus suara qari’.
Khairukum man ta’allamal qur’an wa allamahu (sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (Al-Qur’an)

Mengerti
Mengerti Alqur’an ada dua hal yaitu terkait dengan menterjemah dan mentafsir. Terjemahan ada dua macam, harfiyah, yaitu memindahkan kata-kata dari suatu bahasa kepada bahasa lain. dan maknawiyah, yaitu menjelaskan makna tanpa terikat oleh susunan kata. Sedangkan pengertian tafsir adalah menjelaskan, menyikap, atau menerangkan. Dalam hal menafsir kita merujuk kepada para ulama. Berbagai kitab tafsir Al-Qur’an di antaranya Tafsir Al-Misbah oleh Prof.Dr.Quraish Shihab, Tafsir Al-Azhar oleh Buya Hamka, Tafsir Fizhilalil Qur’an oleh Sayyid Qutub, Al-Manar oleh Muhammad Abduh dan lain sebagainya.

Menghafal
Tradisi menghafal sudah pernah dicontohkan pada masa Rasulullah SAW, dimana ketika wahyu Al-Qur’an diturunakan dan para Sahabat menerima wahyu tersebut yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tak pula juga menghafalnya.
Sebuah penelitian di Saudi menunjukkan peran al-Qur'an dalam meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan Pengaruh positif hafalan al Qur'an bagi kesuksesan akademik para mahasiswa. Penelitian ini sebagai bukti nyata adanya hubungan antara beragama dengan berbagai fenomena hidup.

Mengamalkan
Apabila tujuan Al-Qur’an telah dilupakan maka perantara-perantara untuk mewujudkan tujuan itu tidak akan terlaksanan. Lalu apa sejatinya hanya perantara seperti membaca dan menghafal dipandang sebagai tujuan sebenarnya. Ketika Al-Qur’an sudah diberlakukan dengan seperti mana mestinya maka ia menjadi akhlaq, maka otomatis kita akan mengamalkan Al-Qur’an itu secara spontan. Ketika Aisyah ditanya Akhlak Rasulullah, lalu ia menjawab bahwa akhlak Rasululah SAW adalah Al-Qur’an. Dengan mengamalkannya, banyak faidah yang kita dapatkan. Ia akan membantu kita mengatasi berbagai problem kehidupan. Bukankah Allah swt berfirman: Layukallifunafsan illa wus’aha (Allah tidak akan membebankan sesuatu sesuai sedang kemampuan seseorang). sebagai contoh perintah Al-Qur’an yaitu menutup aurat, perintah mencatat jika ada terjadi hutang piutang, perintah berinfaq, perintah memakmurkan masjid, dan lain sebagainya

Demikianlah beberapa hal di atas agar kita dapat mengidolakan Al-Qur’an sehingga Al-Qur’an bisa menjadi teman, sebagai obat galau dan sebagai syafaat nanti di yaumil akhir.
Sebagai penutup ada ungkapan buku adalah jendela dunia, maka semestinya Al-Qur’an adalah jendela dunia dan Akhirat

Mudahan-mudahan para pembaca bisa mengambil manfaat tulisan pendek ini dan kita termasuk orang-orang yang mengidolkannya (Al-Qur’an). Amin
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.