Wahabi dalam Pemikiran, Pergerakan dan Penampilan
Wahabi secara pemikiran :
- Menolak mengikuti imam Ahlussunnah Waljamaah dalam akidah, yaitu Imam Asy'ari dan Imam Maturidi. Bahkan dua Imam ini dianggap sesat.
- Salah dalam konsep 'ilahiyyah', sehingga menganggap kafir orang yang melakukan tawassul dan tabarruk.
- Salah dalam konsep 'rububiyyah' sehingga menganggap kaum musyrikin sebagai separuh mukmin.
- Menolak takwil dalam menyikapi ayat-ayat tentang sifat Allah yang mutasyabihat, sehingga jatuh ke dalam kesesatan tajsim (menjasmanikan Allah / antropomorfisme)
- Tidak mampu membedakan istilah sunah dalam fan ilmu yang berbeda, padahal sunah menurut lughawiyyin, fuqaha dan muhadditsin itu berbeda.
- Anti khilafiyah dalam perkara ijtihad (seperti qunut, bacaan doa iftitah, zikir dan doa setelah salat), sehingga semua yang berbeda akan ditahzir sebagai pelaku bid'ah, syubhat dan sesat. Bahkan sesama tokohnya pun saling cakar-cakaran.
- Mengharamkan ilmu tasawuf, sehingga pengamalan syariatnya kering dari nilai-nilai spiritual.
- Mengaku mengikuti generasi terbaik umat, yaitu sahabat, tabiin dan tabi tabiin (salaf). Namun ternyata sanad keilmuannya mentok kepada Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi (nisbat Wahabi adalah kepada beliau, rahimahullah), atau paling jauh ya kepada Ibnu Taimiyyah. Bahkan sanad Alquran yang banyak "dijual" pun harus melalui ulama Asy'ari Syafi'i : Imam Zakaria Anshari.
- Referensi dalam kajian tauhidnya biasanya adalah yang menganut tri tauhid rumusan Ibnu Taimiyyah (yang jelas-jelas bukan tokoh generasi salaf), sedangkan dalam fikih adalah karya-karya yang tidak bernisbat kepada satu dari empat mazhab yang muktabar, sehingga mereka memakai karya tokoh kontemporer, yang tentu lagi-lagi bukan generasi salaf.
Wahabi secara pergerakan :
- Menganggap tokoh panutannya ma'shum, tidak mungkin salah karena pasti mereka ikut sunah. (ini juga ditemukan pada Syiah)
- Getol mentahzir ulama yang berbeda paham, baik di dunia nyata maupun di media sosial. (Yang ini ada dalam setiap kelompok, tapi yang tampak oleh saya, Wahabi paling beringas)
- Kajiannya terkesan eksklusif, tidak siap untuk diuji secara ilmiah di ruang publik. Makanya mereka melarang jamaahnya untuk duduk di masjid ulama lain. (Beberapa kajian tarikat juga seperti ini. Pun juga LDII)
- Agresif dalam gerakan mengakuisisi masjid, mulai dengan mengganti jadwal ceramah, mengganti imam, menghilangkan amaliyyah awam serta menempelkan poster-poster yang berisi propaganda ajarannya, contohnya adalah poster berjudul "Ciri-ciri Masjid Sunnah". (Ini juga dilakukan oleh beberapa takmir yang sadar, kemudian mengakuisisi kembali masjid tersebut)
- Tidak suka dengan acara-acara syiar umat Islam, seperti maulid Nabi, isra' mi'raj dan setetusnya. (Saya pun dulu ketika sekolah juga tidak suka, karena gara-gara ada PHBI, jadwal nonton TV saya jadi terganggu. Dulu ya, dulu!)
- Kalau bicara blak-blakan, tidak basa-basi. Benar ya benar, salah ya salah. Terkesan kasar. (Ini juga ada pada semua kelompok)
- Menganggap umat Islam telah tenggelam dalam kejumudan selama berabad-abad, kemudian muncullah tokoh anutan mereka sebagai pembaru. (Orang liberal juga berpikiran begini)
- Menganggap kitab-kitab turats (klasik) sebagai sebab kemunduran umat Islam, sehingga kurikulum pontren harus diganti. Lebih jauh, melakukan kampanye untuk meninggalkan mazhab yang empat, kalaupun dipelajari, cenderung tanpa sanad. (Sama, liberal juga begini).
Kalau ada kriteria seperti ini, jangan langsung dicap sebagai Wahabi, karena ini cuma harakah, bukan fikrah. Semua kelompok juga punya.
Wahabi secara penampilan
banyak yang seperti ini : peci karet bulat, baju kurta atau gamis, celana senteng dan tidak lupa jenggot.
Tapi, kalau ada yang berpenampilan seperti ini ya jangan langsung dituduh Wahabi. Ini cuma pakaian. Tidak mewakili pemikiran. Apatah lagi yang bersorban seperti Tuangku Imam Bonjol dan punggawa Harimau Nan Salapan, mustahil Wahabi!
0 Comments
