Header Ads

Konsep Kepemimpinan Pendidikan Prespektif Spiritual Quotient (SQ)

Oleh Steofandi Fizari
A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Robbins kepemimpinan adalah kemampuan memengarhui kelompok ke ara pencapai tujuan. Menurut Owens mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Sedangkan James Lipham mendefinisikan kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasarn organisasi atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi. J. Salulsu mendefinisikan kepemimpinan sebagai kekuatan dalam mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umu. E. Mulyasa mendefinisikan kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhik orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. (2011:89)

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagian manusia. Menurut H.M. Arifin Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian, serta kemampuan dasa anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun nonformal. Menurut Noeng Muhadjir pendidikan adalah upaya terprogram mengantisipasi perubahan social oleh pendidik dalam membantu subjek didik dan satuan social untuk berkembang ke tingkat normatif yang lebih baik. Bukan hanya tujannya, melainkan juga cara dan jalannya.(2011:99)
Adapun secara dalam konstitusional dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas menjelaskan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Jadi dapat disimpulkan Kepemimpinan pendidikan adalah suatu aktifitas /kegiatan yang dilakukan dengan terencana dalam proses pembelajaran yang melibatkan perangkat pendidikan (pendidik,peserta didik, sarana prasarana, kurikukulum dll) untuk mencapai tujuan pendidikan.
Uraian konsep tentang kepemimpinan dan pendidikan di atas paling tidak sedikit memberikan gambaran kepada kita bahwa sosok seorang pemimpin sangat menjadi titik sentral dalam proses pendidikan. Dalam hal ini sangat penting terkait dengan manajemen pendidikan. Ketika seorang pemimpin mampu menorganisir kegiatan pendidikan maka proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
Kepemimpinan pendidikan antara lain adalah peran kepala sekolah di lembaga pendidikan mestinya memberikan efek yang baik dalam pengembangan pembelajaran di lembaganya tersebut. Seorang kepala sekolah mestinya melibatkan komponen atau perangkat dalam pendidikan. Kebijakan yang diambil harus relevan dengan kondisi lembaga yang ia pimpin.
Menurut Mulyono, seorang kepala lembaga pendidikan paling tidak memiliki beberap persyaratan untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi sekolah efektif yaitu:
- Memliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik
- Berpegang teguih pada tujuan yang dicapai
- Bersemangat
- Cakap di dalam member bimbingan
- Jujur
- Cerdas
- Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh perhatian kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya. (2011:115)

Di samping itu pula Dede Rosyada menjelaskan seorang pemimpin lembaga sekolah harus mempertimbangkan tugas manajerial sekolah, sebagai berikut:
- Kemampuan menciptakan ide-ide dan solusi yang kreatif
- Kemampuan membuat perencanaan jangka pendek dan panjang
- Kemampuan mengorganisasi tanggung jawab yang baik
- Kemampuan berkomunikasi dengan jajaran lembaga sekolah
- Kemamupuan memberikan motivasi
- Kemampuan melakukan evaluasi

Dengan demikian, sosok kepemimpinan kepala sekolah harus menjadi teladan bagi lembaga sekolahnya untuk menciptakan proses pendidikan yang efektif dan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan

B. Spiritual Quotient (SQ)
Menurut Imam Supriyono Spiritual Quotient adalah kesadaran tentang gambaran besar atau gambaran menyeluruh tentang diri seseorang dan jagat raya (2006: 75). Sedangkan menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Selanjutnya menurut Toto Tasmara mendefinisikan SQ adalah kemampuan seseorang untuk mendegarkan hati nuraninya, baik buruk dan rasa moral dalam caranya menempatkan diri dalam pergaulan. (2011:49-50)
Jadi Kecerdasan Spiritual menurut penulis adalah “ kecerdasan atau kemampuan untuk memahami Tuhan, karakter internal diri (konsep diri), lingkungan yang memberikan nilai atau makna dalam hidup dalam setiap gerak-geriknya”.
Untuk membentuk spiritualitas-religius sebenarnya bersumber dari agama maka yang diperlukan adalah adanya Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritual. Membentuk karakter seperti ini sangat diperlukan guna mewujudkan kehidupan yang lebih bermakna.


C. Ciri-ciri pemimpin Spiritual Quotient (SQ)
1. Memiliki tujuan hidup yang jelas
2. Memiliki prinsip hidup
3. Selalu merasakan kehadiran Tuhan
4. Cenderung kepada kebaikan
5. Berjiwa besar
6. Memiliki empati
Bersambung…..(nantikan tulisan selanjutnnya hanya di zonependidikan.blogspot.com)
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Wahab dan Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Supriyono, Imam. 2006. FSQ,Memahami, Mengukur, Dan Melenjitkan Financial Spiritual Quotient Untuk Keunggulan Diri, Perusahaan & Masyarakat. Surabaya: Lutfansh

Haryanto Al-Fandi. 2011. Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.