Header Ads

Nilai-Nilai Pendidikan Islam

a. Nilai
Nilai adalah suatu makna yang terkandung dari setiap perilaku. Menurut Muhammad Noor (1986: 133) nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas suatu objek yang menyangkut suatu jenis minat. Pendapat lain menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah segala sesuatu ketentuan yang telah disepaki oleh manusia menyangkut kualitas suatu objek.
b. Pendidikan Islam
Dalam Bahasa Arab, ditemukan beberapa istilah yang berkaitan dengan konsep pendidikan. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Haitami Salim dan Erwin Mahrus (2009:4-9), bahwa kata ta’lim berasal dari kata ‘allama yang diambil dari bahasa Arab, lebih sepadan diartikan sebagai pengajaran. Kemudian menurutnya kata ta’dib yang dipopulerkan oleh Syed Muhammad Naqib al-Attas. Kata ini seakar dengan kata tabyin, kata yang diperkenalkan oleh Ismail Raji al-Daruqi, yang pada umumnya bermakna penerangan, penjelasan, dan pencerahan manusia melalui kebenaran Ilahi. Kemudian menurutnya, selain itu kata tarbiyah, diungkapkan oleh al-Maududi, berasal dari kata ¬al-rabb di dalam al-Qur’an bisa bermakna pendidikan, bantuan, peningkatan, menghimpun, memobilisir, mempersiapkan, tanggung jawab, perbaikan, pengasuhan, keagungan, kepemimpinan, wewenang pelaksanaan perintah.
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Arab yaitu: “tarbiyah“ dengan kata kerja “¬rabb”. Sedangkan pendidikan Islam adalah “Tarbiyah Islamiyah”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus, 1994:232) disebutkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Lebih lanjut dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.




Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang diwujudkan secara sadar dan terencana untuk mendewasakan orang lain agar memiliki potensi yang berkualitas dan bermanfaat bagi diri, masyarakat bangsa dan negara serta memberikan arah hidup yang lebih baik.
Kemudian pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. Lebih lanjut Moh. Haitami Salim dan Erwin Mahrus (2009:13) mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah upaya sadar untuk mengubah tingkah laku individu dan kehidupannya ke arah yang lebih baik dan berarti. M. Arifin memaparkan pendidikan Islam adalah sebuah yang secara operasional yaitu menjaga, memperbaiki, dan menumbuhkan, membina manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah sebuah upaya terencana dalam membentuk kepribadian manusia muslim untuk mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik atas dasar nilai-nilai ajaran Islam demi mengangkat derajat.



Pendidikan menurut Hasan Langgulung dalam Haironi (2006), dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu, dari sudut pandang individu dan masyarakat. Dari sudut individu pendidikan diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi individu, sedangkan dari sudut masyarakat pendidikan merupakan pewarisan nilai –nilai budaya oleh generasi tua kepada generasi muda.
c. Nilai-nilai Pendidikan Islam
Jika menelaah kembali pengertian pendidikan Islam, menurut Rama Yulis (1994:7) terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu:
1) Nilai Aqidah (keyakinan) berhubungan secara vertikal dengan Allah SWT (Hablun Min Allah)
2) Nilai Syari’ah (pengalaman) implementasi dari aqidah hubungan horizontal dengan manusia (Hablun Min an-Naas).
3) Nilai Akhlaq (etika vertika horizontal) yang merupakan aplikasi dari aqidah dan muamalah.
Menurut Zakiah Drajat dalam Haironi (2006), salah satu dari empat nilai pokok yang ingin disampaikan melalui proses pendidikan Islam yaitu nilai-nilai esensial. Menurutnya, nilai esensial adalah nilai yang mengajarkan bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini, untuk memperoleh kehidupan ini perlu ditempuh cara-cara yang diajarkan agama yatiu lewat pemeliharaan hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia. Jadi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada dua nilai yang akan ingin ditanamkan melalui proses pendidikan dalam ajaran agama Islam yaitu: nilai tentang ketaatan kepada Allah SWT dan nilai yang mengatur hubungan sesama manusia.

Ahtiar. 2002. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Upacara Adat Resepsi Suku Melayu Keturunan Kerajaan Landak. Skrispsi. Tidak dipublikasikan, Pontianak: STAIN Pontianak.

Arief Furchan. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Surabaya : Usaha Nasional.

Arief Subyantoro & FX. Suwarto. (2007). Metode dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Budin. 2003. Nilai-nilai Pendidikan Islam dala Tradisi Khataman Al-Qur’an pada Masyarakat Muslim Selakau. Skrispsi. Tidak dipublikasikan, Pontianak: STAIN Pontianak.

Eka Hendry AR. 1998. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Petuah Suku Bangsa Melayu Pontianak. Skrispsi. Tidak dipublikasikan, Pontianak: STAIN Pontianak.

Haironi. 2006. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Malam Tujuh Likur pada Masyarakat Melayu di Desa Sekura Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Skrispsi. Tidak dipublikasikan, Pontianak: STAIN Pontianak.

Harun Rasyid. 2000. Bidang Metode Penelitian Kualitatif, Ilmu sosial dan Agama. Pontianak: STAIN.

Irawan Soehartono. 1999. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Remaja Rosdakarya Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Lexy J. Moeloeng. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda karya.

M. Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Moh. Haitami Salim dan Erwin Mahrus. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Nufnang. 2007. dalam www.zappafly.com/zapaframe, diakses pada 22 Mei 2010.

Rama Yulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Kalam Mulia.

S. Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Tim Penyusun Kamus. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Yusriadi, dkk. 2009. Laporan Penelitian Kompetitif Kelompok DIPA 2009, Kearifan Komunikasi dalam Pantang Larang Orang Melayu Nanga Jajang. Pontianak: STAIN Pontianak.


3 comments:

  1. nama: Nurjanah

    asskum,,,, makasih blognya sangat berguna bagi saya.,,,,,, lanjutkan
    wassalamu'alaikum,,,,

    ReplyDelete
  2. walaikulamussalam...
    sama2...trims udah mampir

    ReplyDelete
  3. terima kasih artikelnya sangat bermanfaat .. mohon izin untuk mengutip sebagai bahan refrensi

    ReplyDelete

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.