Header Ads

Kondisi Madrasah Hidayatullah Diniyah Di Kabupaten Sambas Memprihatinkan

Ruangan Kelas MIS Hidayatullah Diniyah yang bikin miris
ZonaPendidikan- Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta Hidayatullah Diniyah Dusun Dahlia Rt 2 rw 7 Desa Serunai Kecamatan Salatiga yang terdaftar di Departemen Agama dengan nomor KD 14.01/PP.00.5/1049/2009, kondisinya sangat memprihatinkan.

Bahkan karena tak juga disentuh pembangunan. Madrasah yang telah berdiri sejah 1954 dan diakui pada 1970 ini, mulai ditinggalkan. Saat ini hanya 12 siswa yang ada, terdiri dari  5 siswa di kelas 1, 2 di kelas 4, kelas 5 3 siswa dan kelas 6 2 siswa. Sementara kelas 2 dan 3 tidak ada muridnya.

Kepala MIS Hidayatullah Diniyah, Samsudi S.Pd menyebutkan sejak dirinya menjabat sebagai kepala yakni  pada 1989. Bangunan yang ada sampai sekarang belum pernah disentuh dengan pembangunan. Sehingga sepuluh murid di empat kelas yang ada. Melakukan kegiatan belajar mengajar di dua ruang kelas yang masing-masing ukurang 5x5 meter yang ada, dengan fasilitas sangat seadanya.

Jangan bertanya sarana seperti perpustakan, wc atau lainnya. Lantai sekolah saja masih berlantaikan tanah. Itupun hasil sumbangan warga yang perihatin dengan kondisi sekolah. Kemudian ruang kelas tak ada pintunya, dinding banyak berlobang dan terbuak dan atap bocor.” Kalau musim hujan, biasanya air mengenai anak-anak yang belajar. Tak jarang aktivitas belajar mengajar dihentikan dan anak dipulangkan jika hujan dirasa lebat,”katanya.
Dari empat kelas yang ada tiga tenaga pengajar semuanya berstatus tenaga honor melaksanakan tugasnya di madrasah tersebut, yakni nani ismayanti (80) kabrani (63 dan samsudi (49).”saya sebagai kepala madrasah, juga sekaligus mengajar, “katanya.

Kondisi yang terlihat di madrasah yang berdiri di atas seluas 900 meter persegi ini terjadi lantaran sejak berdiri hingga sekarang, pembangunan atau renovasi belum dilakukan. Hal ini disebabkan, kekurang mampuan sekolah ditambah lagi tak adanya bantuan dari kementrian agama maupun pihak lainnya.

“awalnya bangunan ini milik warga. Kemudian dihibahkan yang diperuntukkan sekolah sejak tahun 80 an” katanya.
Meski demikian, madrasah ini sempat jaya dengan memiliki hingga ratusan. Namun lambat laun, jumlahnya terus menurun karena kalah bersaing dengan sekolah lain. Kemudian tak adanya sarana dan prasaran pendukung, sehingga tak lagi dipilih orang tua yang akan menyekolahkan anaknya.

Ditengan keterbatasan yang ada. Sebagai kepala madrasah, samsudi bersama guru yang ada akant erus berjuang melaksanakan tugasnya sebgai tengaga pengajar dan kepala madrasah demi masa depan anak-anak bangsa. Dirinya pun sangat berharap, apa yang dialami madrasahnya menjadi perhatian pihak terkait.

“mudah-mudahan ke depan madrasan dapat bantuan, agar bisa dibangun danramai siswa yang bersekolah,” kata kepala madrasah yang merupakan alumni sekolah tersebut.

Ditanya mengenai sarana penunjang belajar anak-anak yang ada. Seperti hanya buku pelajaran. MIS Hidayatul Diniyah pernah mendapatkan bantuan pada 2013 lalu. Sehingga dirinya pun mengaku sangat kekurangan mengenai buku-buku pelajaran untuk madrasanya.

Biaya operasional madrasah, hanya mengandalkan dana BOS dan untuk gaji tenaga pengajar kemenag. Pihaknya pun berupaya agar madrash yang ada terakreditasi.” Kita akan lakukan upaya-upaya agar sekolah ini tak sampai tutup. Kita ta akan mudah putus asa, meski proposal ke Kemenag, kemudian ke pihak lainnya sudah kami kirimkan namum sampai saat ini belum membuahkan hasil

Sumber: Koran Pontianak Post, Rabu, 9/11/2016
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.