Landasan Teori Dan Kerangka Berpikir Dalam Penelitian
A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori,
konsep-konsep, generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat
dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.
(Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2009:79)
Teori adalah seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2009:80)
Sitirahayu 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan
meramalkan gejala yang ada.
Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan
dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
- Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
- Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist
- Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan pernyataan di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum.
Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui, jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak,
maka dia bukan suatu teori. (Sugiyono, 2009:80-81)
B. Tingkat dan Fokus Teori
Numan mengemukakan tingkat teori menjadi tiga, yaitu Micro, Meso dan Macro. Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtatif, teori formal, dan midle range theory.
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji
melalui pengumpulan data adalah teori substantif, karena teori ini lebih
fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti. (Sugiyono, 2009:83)
C. Kegunaan Teori dalam Penelitian
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti
harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan
harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif
harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan
dapat dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan (filsafat ilmu
pendidikan dan filsafat praktek pendidikan) dan Ausland pedagogik. Teori khusus pendidikan
dapat dibagi menjadi teknologi pendidikan (manajemen pendidikan,
pengembangan kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi
pendidikan) dan ilmu pendidikan (ilmu pendidikan makro dan mikro).
Redja Mudyaharjo 2002 dalam (Sugiyono, 2009:88), mengemukakan bahwa,
sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu,
menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah
teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titi tolak pemikiran
pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan
yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah:
- Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya
- Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau norma-norma yang baik
- pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang
pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau
konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah
untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena
pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat
prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan
membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk
memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.
D. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung
pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga
variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu
dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang
berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu,
semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori
yang dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga
ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel
yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. (Sugiyono, 2009:89)
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
- Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya
- Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
- Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang diberikan.
- Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
- Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Bila dalam
penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Oleh
karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan
peda kerangka berpikir
Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa
seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar
menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka
pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi
objek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan,
adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir
yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir
merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara
kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan
antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut,
selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Setelah variabel-variabel diidentifikasi dan klasifikasikan, maka
variabel-variabel tersebut perlu diidentifikasikan secara operasional.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
yang dapat diamati (diobservasi) dari definisi operasional tersebut
dapat ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan.
Adapun cara penyusunan definisi operasional itu bermacam-macam, yaitu:
- Menekankan kegiatan (Operation) apa yang perlu dilakukan
- Menekankan bagaimana kegiatannya (Operation) itu dilakukan
- Menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan.
Contohnya sebagai berikut:
- Frustrasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir dicapai.
- orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam pemecahan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
- Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka berada dalam kelompok dari pada seorang diri.
Setelah definisi operasional sebagaimana contoh di atas, selanjutnya
peneliti menunjuk alat yang dipergunakan untuk mengambil data-datanya.
Dan setelah dirumuskan, maka yang terkandung dalam hipotesis telah
dioperasionalisasikan, jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang
kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional dan siap
diuji melalui data empiris. (Marzuki, 2005)
- kategori konseptual dan kawasannya. Kategori adalah unsur konseptual suatu teori, sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori. Perlu diketahui pula bahwa kategori maupun kawasannya disini tidak lain adalah konsep yang ditunjukkan oleh data yang berbeda dalam tingkat konseptualnya. Bila kategori atau kawasannya telah diperoleh, maka bila terjadi perubahan pada data kategori itu akan tetap, tidak akan berubah atau menjadi lebih jelas.
- hipotesis. Unsur teori yang kedua ini dicapai melalui analisis perbandingan. Analisis perbandingan antara kelompok tidak hanya menghasilkan kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan yang disimpulkan antara kelompok tersebut dan hal itu dinamakan hipotesis. Perlu ditekankan adalah bahwa status hipotesis ialah sesuatu yang disarankan, bukan sesuatu yang diuji antara hubungan kategori dan kawasannya.
integrasi. Integrasi teori artinya pemanduan unsur-unsur teori
sehingga menjadi lebih bermakna dan lebih kompak. Integrasi tersebut
dilakukan pada hipotesis yang muncul dari data pada tingkat keumuman
yang rendah maupun tinggi.