Header Ads

Pendidikan Informal (pendidikan keluarga) *)

A. Pendidikan Informal
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan niali-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dalam perkembannya, istilah pendidikan atau peaedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. (Hasbullah.2005:1)
Menurut Ahmad Marimba dalam (Hasbullah.2005:3) pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pedidikan terhadap perkembangan jasmani maupun rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara dalam (Hasbullah.2005:4) pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.
Menurut Carter V.Good dalam “Dictionary of Education” pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.( Tim Dosen FIP-IKIP. 2003:3)
Dalam pendidikan luar sekolah selama ini sudah dikenal beberapa istilah yang erat sangkut pautnya dengan PLS. berikut ini beberap istilah yang berasal dari luar Indonesia, yaitu:
1. Massa education
2. Community education
3. Fundamnetal education
4. Extion education
5. Communitiy development
6. Adult eduction
7. Learning society
8. Life-long education
9. Formal, non formal and informal education (Sanapiah Faisal.1981:40-41)
Adapun pengertian Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari-hari. (Soelaiman Joesoef,dkk, 1981:45)
Pendidikan informal, sama sekali tidak terorganisasi secara struktural, tidak terdapat penjejangan kronologis, tidak mengenal adanya kredensials, lebih merupakan hasil pengalam belajar individual-mandiri, dan pendidikannya tidak terjadi di dalam “medan interaksi belajar mengajar buatan” sebagaimana pada pendekatan formal dan non formal. (Sanapiah Faisal.1981:48-49)
Dari pengertian di atas bahwa dalam pendidikan informal dapat berlangsung beberapa tempat yaitu pendidikan keluarga, di tempat kerja,dan pergaulan sehari-hari.
A. Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pasti dialami seseorang sejak ia dilahirkan, dan biasanya dilaksanakan sendiri oleh orang tua dan anggota keluarga yang lain. (Soelaiman Joesoef,dkk, 1981:48)
Pada umumnya pendidikan dalam keluarga (rumah tangga) itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena seecara kodrati suasan dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. situasi pendisikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. (Zakiah Daradjat,dkk. 1991: 35)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Baik tidaknya masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan keluarga umumnya pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu apabila kita menghendakai suatu masyarakat yang baik, tertib, dan diridhai Allah mulailah dari keluarga.
Melihat peran yang dapat dimainkan oleh pendidikan keluarga maka tidak berlebihan bila Sidi Ghazalba mengkategorikannya pada jenis lemba pendidikan primer, utamanya untuk masa bayi dan masa anak-anak sampai usia sekolah. Dalam lembaga ini sebagai pendidikan adalah orangtua, kerabat, famili dan sebagainya. Orangtua selain sebagai pendidik, juga sebagai penanggung jawab.(Ramayulis,2008:282)
Jadi pendidikan oleh orangtua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupana keluarga.
B. Fungsi Pendidikan keluarga
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Soelaiman Joesoef (1981:47-48) fungsi pendidikan keluarga sebagai berikut:
1. Pengalaman pertama masa anak-anak
Dalam pendidikan keluarga anak memperoleh “pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak” selanjutnya. Dari penyelidikan para ahli, pengalaman pada anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam hidupnya.
2. Menjamin kehidupan emosional anak
Dalam pendidikan keluaraga maka kehidupan emosional atau kebutuhan rasa kasih sayang anak dapat terjamin dengan baik.
Hal ini disebabkan “karena adanya hubungan darah antara pendidik dan anak didik (orang tua dan anak), karena orangtua hanya menghadapi sedidik anak didik dan karena hubungan tada atas rasa kasih sayang yang murni.
Terjaminnya kehidupan emosional anak pada waktu kecil berarti menjamin pembentukan pribadi anak selanjutnya.
3. Menanamkan dasar pendidikan moril
Pendidikan ini menyentuh pendidikan moril anak-anak oleh karena di dalam keluargalah terutama tertanam dasar-dasar pendidikan moril,….melalui contoh-contoh yang konkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.
4. Memberikan dasar pendidikan kesosialan
Dalam kehidupan keluarga sering anak-anak harus membantu (menolong) anggota keluarga yang lain seperti menolong saudarnya sakit, bersama-sama menjaga ketertiban keluarga dan sebagainya. Kesemuanya memberi pendidikan pada atak, tertuama memupuk berkembannya benih-benih kesadaran sosial pada anak.


C. Ciri-ciri Pendidikan Keluarga
Menurut Sanapiah Faisal (1981:50) ciri-ciri pendidikan keluarga adalah:
1. Tidak pernah diselenggarakan secara khusus di sekolah
2. Medan pendidikan yang bersangkutan tidak diadakan pertama-tama dengan maksud menyelenggarakan pendidikan
3. Pendidikan tidak terprogramkan
4. Tidak ada waktu belajar yang tertentu
5. Metode mengajarnya tidak formal
6. Tidak ada evaluasi yang sistematis
7. Umumnya tidak diselenggarakan oleh pemerintah
D. Bentuk-bentuk Pendidikan Keluarga
Adapun bentuk-bentuk pendidikan keluarga sudut pandang Islam. Hal ini sebagaimana yang diungkap oleh Salsa Az-Zahra (2009) dalam bukunya “Membimbing Spiritual Anak” sebagai berikut:
1. Ajari anak membaca kitab suci sejak dini
Membaca kitab suci adalah syarat mutlak untuk menjadi pribadi yang bertakwa. Dengan mengkaji kandungan kitab suci, seorang hamba akan mendapatkan petunjuk jalan yang lurus. (Salsa Az-Zahra,2009:25)
2. Tumbuhkan pada anak rasa saling menyanyangi dan mengasihi
Menyayangi dan mengasihi adalah pokok ajaran agama dalam hubungan dengan sesama ciptaan Tuhan. Dengan menyayangi dan mengasihi semua, berarti manusia sudah mencapai taraf pokok dalam ajaran agama. (Salsa Az-Zahra,2009:62)
3. Ajari anak untuk menghargai pemberian orang lain
Menghargai apapun yang diberikan orang lain merupakan bagian dari ajaran agama. Manusia yang mempunyai agama yang baik, pasti akan menghargai pemberian orang lain. (Salsa Az-Zahra,2009:66)
4. Mintalah anak menghentikan aktivitas saat adzan berkumandang
Ketika adzan berkumandang, Islam mengajarkan untuk menghentikan segala aktivitas yang sedang dikerjakan dan mengerjakan shalat. (Salsa Az-Zahra,2009:71)

KESIMPULAN

Pendidikan dalam keluarga (rumah tangga) itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena seecara kodrati suasan dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. situasi pendisikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari pendidikan informal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari-hari. Fungsi pendidikan kelurga adalah pengalaman pertama masa anak-anak, menjamin kehidupan emosional anak, menanamkan dasar pendidikan moril, dan memberikan dasar pendidikan kesosialan. Sedangkan ciri-ciri pendidikan keluarga adalah:
1. Tidak pernah diselenggarakan secara khusus di sekolah
2. Medan pendidikan yang bersangkutan tidak diadakan pertama-tama dengan maksud menyelenggarakan pendidikan
3. Pendidikan tidak terprogramkan
4. Tidak ada waktu belajar yang tertentu
5. Metode mengajarnya tidak formal
6. Tidak ada evaluasi yang sistematis
7. Umumnya tidak diselenggarakan oleh pemerintah
Sedangkan Bentuk-bentuk pendidikan keluarga dari sudut pandang Islam yaitu: ajari anak membaca kitab suci sejak dini, tumbuhkan pada anak rasa saling menyanyangi dan mengasihi, ajari anak untuk menghargai pemberian orang lain, mintalah anak menghentikan aktivitas saat adzan berkumandang


DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.
M.Sardjan Kadir. 1982. Perencanaan Pendidikan Non Formal. Surabaya: Usaha Nasional.
Prof.Dr.H.Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sanapiah Faisal.1981. Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional
Soelaiman Joesoef, dan Slamet Santoso. 1981.Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: CV. Usaha Nasional
Salsa Az-Zahra. 2009. Membimbing Spiritual Anak. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Group.
Tim Dosen FIP-IKIP. 2003. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya.Usaha Nasional.
Zakiah Daradjat,dkk. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Tidak Ada Penerbit.
Heri Jauhari Muchtar. 2005. Fiqih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

*) materi ini adalah tugas akhir mata kuliah Pendidikan Luar sekolah
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.