Header Ads

YAYASAN DARUL KHAIR

TAMAN KANAK – KANAK DARUL KHAIR
JL. Prof. Dr. M. YAMIN, Gg. KELUARGA BERSAMA NO. 20 A

PROGRAM SEKOLAH
TAMAN KANAK – KANAK DARUL KHAIR PONTIANAK

1. Nama : TK. DARUL KAIR
2. NSS : 002136001016
3. NSPN : 30108478
4. Status Sekolah : Swasta
5. Akreditasi : B
6. Kelompok Sekolah : Imbas
7. Tahun Berdiri : 2000
8. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
9. Bangunan Milik : Sendiri (Yayasan Darul Khair)
10. Lokasi : Daerah Pemukiman
11. Terletak di : Dalam Gang
12. Alamat : Jl. Prof. Dr. M. Yamin, Gang Keluarga Bersama No. 20 A
13. Desa / Kelurahan : Kota Baru
14. Kecamatan : Pontianak Selatan
15. Kode Pos : 78121
16. Kota : Pontianak
17. Provinsi : Kalimantan Barat

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Generasi penerus bangsa pada dasarnaya tidakbisa tumbuh dengan sendirinya, mereka sangat memerlukan lingkungan yang baik yang dengan sengaja diciptakan sehingga potensi tumbuh kembang mereka sesuai dengan yang kita harapkan.
Perkembangan globalisasi dunia anak ini membawa damapak yang sangat besar terhadap pendidikan anak dewasa ini, oleh karena itu masalah kualitas manusia atau sumber daya manusia tidak terlepas dari peran serta sekolah, lingkungan masyarakat, orang tua dan kebijakan serta konsekuensi pemerintah untuk selalu konsisten dalam memperjuangkan kemajuan dunia pendidikan.
Usia dini merupakan masa emas (golden age) bagi tumbuh kembang anak ibarat kertas putih bersih yang siap di isi. Masa ini perlu di manfaatkan sebaik-baiknya secara cermat dan hati-hati.
Berbagai studi telah membuktikan bahwa pengembangan dan pendidikan anak usia dini merupakan investasi yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena anak akan lebih siap belajar, lebih sehat, lebih mandiri, dan pada akhirnya akan memperngaruhi produktivitas mereka setelah mereka dewasa kelak.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Bab I, Pasal I, butir 14).
Pendidikan anak diibaratkan sebagai sebuah bangunan yang membutuhkan pondasi yang kuat, dan dibangun secara bertahap, dan dengan teliti, agar bangunan tersebut tidak retak, kuat dan kokoh. Agar bangunan tersebut lestari dan awet serta berdiri megah diperlukan renovasi dan perawatan yang teratur. Begitu juga dengan pendidikan anak, diperlukan ketekunan dan pendidikan yang baik secara terus menerus agar anak dapat tumbuh kembang secara baik pula.
Dengan pendidikan menentukan masa depan suatu bangsa, oleh karena itu sangat diperlukan strategi yang paling tepat untuk mewujudkan sekolah yang berolientasi ke masa depan dimana sekolah tersebut dapat menjawab tantangan di masa depan.
Perbaikan sekolah yang menuju pada inovasi pada suatu lembaga pendidikan yang paling tepat saat ini adalah dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah, seperti yang di kemukakan oleh “Umaedi” yang menyatakan bahwa pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang harus berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (school based quality improvement, 1999).
Manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan, yang ditandai adanya kewenangan pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang relatif tinggi, dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas 2004 : 2).
Kenyataan saat ini, sekolah yang dikelola dengan kebebasan sekolah yang menerapkan pengelolaan dengan motivasi yang baik sesuai kemampuan dan berkreasi untuk menjadikan sekolah yang unggul.

B. DASAR
Dasar yang dijadikan payung hukum untuk mengelola sekolah agar menjadi sekolah masa depan yang dapat menjawab tantangan di era globalisasi yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. Adapun dasar tersebut adalah :
1. Dasar Hukum
a. Pembukaan UUD 1945 dan pasal 31 UUD 1945.
b. Undang-undang Nomor 20 tahun 2000 tentang sistem pendidikan nasional.
c. Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.
d. Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
e. Peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang kewarganegaraan pemerintah pusat dan daerah.
f. Peraturan pemerintah republik Indonesia No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
g. Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 053/V/2001. Tentang pedoman penyusunan standar pelayanan minimal penyelenggaraaan persekolahan bidang pendidikan dasar dan menengah.
h. Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 044/0/2002. Tentang dewan pendidikan dan komite sekolah.
2. Dasar Berupa Teori
Pemerintah Indonesia, UNESCO dan UNICEF dengan bantuan dari NZAID< menyatakan, “Manajemen berbasis sekolah adalah hal baru bagi dunia pendidikan di Indonesia konsep tersebut di perkenalkan untuk menyonsong era desentralisasi pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan”. (2003 : 1).
Depratemen pendidikan nasional, Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan menengah, Direktorat pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar mengemukakan bahwa manajemen berbasis sekolah dapat dilaksanakan, jika:
a. Ada dukungan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stake halders) seperti masyarakat, pemerintah daerah kota.
b. Lembaga pendidikan memiliki kemampuan pembaharuan.
c. Proses pendidikan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
d. Pelayanan pendidikan dapat mengembangkan potensi anak secara maksimal dengan memperhatikan perbedaan individu siswa.
e. Lingkungan sosial sekolah mendukung pencapaian visinya.
f. Potensi sumberdaya sekolah dan masyarakat mendukung tercapainya target yang ditetapkan (2004 : 5).
Manajemen berbasis sekolah menurut Depdiknas adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala skeolah, karyawanan, orang tua dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (2002 : 5).
Berangkat dari dasar pengembangan sekolah guna mewujudkan sekolah masa depan yang berkualitas, maka TK sebagai ujung tombak atau barisan terdepan untuk membuat dan melakukan perubahan/inovasi di bidang pendidikan. Masyarakat menyerahkan sepenuhnya anak-anak mereka kepada sekolah dan banyak yang tidak peduli tentang apa yang dibutuhkan oleh sekolah, masyarakat beranggapan sekolah telah dibiayai oleh pemerintah, peran serta orang tua hanya sebatas penyandang dana saja.
Otonomi sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah menuntut sekolah untuk lebih proaktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang kondisi sekolah, kemajuan belajar dan pentingnya kebersamaan orang tua murid, masyarakat, tokoh masyarakat untuk saling bahu membahu, guna mewujudkan sekolah masa depan yang lebih baik, lebih transparana, dan akuntabilitas sehingga dapat menjawab tantangan masa depan.
Kemampuan manajerial kepala sekolah yang tinggi untuk mewujudkan sekolah masa depan yang berkualitas sangat diperlukan, daya inovasi, kreativitas yang tinggi, memiliki kemampuan berkomunikasi dan mengkomunikasikan program sekolah kepada orang tua murid dan masyarakat menjadi modal yang paling utama yang menjadi daya tarik / minat orang tua terhadap kemajuan sekolah.
Perubahan manajemen sekolah dari terpusat ke otonom, membuka peran yang lebih luas terhadap orang tua kepada sekolah. Selain sebagai penyandang dana, orang tua juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan sekolah, pengontorlan/pengawasan, menjadi sukarelawan untuk sekolah, bahkan menjadi guru bagi anak mereka. Kondisi ini tampak lebih baik karena adanya kedekatan antara orang tua dan sekolah, hubungan yang harmonis akan lebih mudah untuk di wujudkan.

C. TUJUAN
Tujuan rencana pengembangan TK. Darul Khair yaitu:
1. Menemukan strategi yang tepat untuk pengembangan TK Darul Khair agar menjadi TK yang maju.
2. Membantu orang tua murid informasi tentang TK Darul Khair.
3. Sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan manajerial kepala TK dalam mengelola sekolah agar lebih baik.

BAB II

A. VISI dan MISI SEKOLAH
Visi adalah cita-cita ke depan, atau suatu kondisi yang ideal yang diharapkan dapat dicapai (UNTAN 2000 : 3) Visi TK Darul Khair adalah terciptanya siswa siswi yang unggul dan terwujudnya generasi yang terididik, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kedisiplinan, berwawasan luas serta memiliki kesiapan dan kecakapan, berwawasan zamannya dan pengabdian kepada orang tua, agama, masyarakat, bangsa dan negara.
Misi adalah melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu berwawasan ilmu pengetahuan dan teknoogi di harapkan TK Darul Khair Pontianak mempunyai peran dalam:
1. Mempersiapkan para siswa – siswi secara fisik, mental, emosi agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Menyiapkan para siswa yang berkualitas dalam menghadapi kehidupan di masa mendatang dan pengabdian kepada orang tua, agama, bangsa dan negara.
3. Menyiapkan generasi muda dalam persaingan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur.

B. TUJUAN SEKOLAH
Tujuan sekolah secara umum dirumuskan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang diterima di TK Darul Khair adalah siswa – siswi yang memenuhi persyaratan umum, fisik, kesehatan dan mental tertentu sesuai dengan standar yang telah ditentukan TK Darul Khair.
2. Jumlah tenaga kependidikan akan bertambah sesuai dengan kebutuhan TK Darul Khair.
3. Berusaha untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga pendidik di TK Darul Khair.
4. Berusaha untuk memenuhi dan meningkatkan sarana dan prasarana sekolah dan peningkatan kegiatan untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar di TK Darul Khair.
5. Berusaha menjalin bekerjasama dan hubungan yang baik dengan orang tua, lingkungan masyarakat di sekitar dan mengikuti perkembangan IPTEK.
6. Berusaha untuk mengingkatkan minat dan bakat peserta didik.

a. Tujuan jangka pendek
Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai dalam kinerja taman kanak – kanak Darul Khair Kecamatan Pontianak Selatan adalah :
1. Mewujudkan dan mengimplementasikan pengembangan IMTAQ dan IPTEK.
2. Menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan, indah, bersih, tertib, rindang, aman dan nyaman dalam kekeluargaan dengan kebersamaan guru, orang tua dan masyarakat sekitar.
3. Mengadakan proses belajar mengajar dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi murid, sehingga menimbulkan daya kreatifitas yang tinggi.
4. Menumbuhkan keterbukaan baik di lingkungan sekolah maupun di luar.
5. Menumbuhkan sekolah yang jujur dan disiplin.
6. Mewujudkan sekolah yang berwawasan luas dan yang berpandangan ke depan.
Tujuan jangka pendek tersebut di atas akan di capai selama satu tahun ke depan dan berlangsung setiap tahunnya, sehingga menjadi tujuan yang dicapai secara contunue / berkesinambungan agar dapat terpelihara secara terus menerus dengan kinerja yang positif untuk mengembangkan dan selalu melakukan pembahasan untuk kemajuan TK. Darul Khair.
b. Tujuan Jangka Menengah
Adapun tujuan jangka menengah yang akan dicapai dalam kinerja taman kanak – kanak Darul Khair kecamatan Pontianak Selatan adalah:
1. Melengkapi ruang bermain standar ruang baca, petugas, TV)
2. Bekerjasama dengan puskesmas setempat dengan program pembinaan dan tumbuh kembang anak.
3. Pembenahan sarana bermain di dalam dan di luar kelas.
4. Perbaikan kualitas / mutu guru TK Darul Khair minimal S-1.
Tujuan jangka menengah yang di atas akan dicapai selama empat tahuk kedepan dengan menerapkan skala prioritas yang dibutuhkan oleh sekolah, yaitu sarana dan prasarana di Taman Kanak – Kanak Darul Khair Kecamatan Pontianak Selatan yang lengkap.

c. Tujuan Jangka Panjang
Adapun tujuan jangka panjang yang akan dicapai dalam kinerja Taman Kanak – Kanak Darul Khair Kecamatan Pontianak Selatan Adalah :
1. Menerapkan teknologi dasar untuk diterapkan di Taman Kanak – Kanak Darul Khair Kecamatan Pontianak Selatan.
2. Melengkapi sarana kelas dengan media pembelajaran elektronik (VCD, TV, Komputer).
Tujuan yang digambarkan di atas akan dicapai selama delapan tahun kedepan dengan menerapkan skala prioritas yang di butuhkan sekolah, yaitu melengkapi sarana kelas dengan media pembelajaran elektronik, dengan harapan delapan tahun kemudian Taman Kanak – Kanak Darul Khair Kecamatan Pontianak Selatan menjadi TK masa depan yang bisa dijadikan contoh bagi TK lain.

C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pendekatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini dilakukan dengan berpedoman pada suatu program kegiatan yang disusun sehingga seluruh perilaku dan kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembang dengan sebaik-baiknya. TK bukanlah miniatur SD. Pembelajaran TK berbeda dengan di SD, yang mempunyai landasan psikologis dan pedagogis yang berbeda. Kritik selama ini adalah mengakodominasikan pembelajaran di usia dini. Pembelajaran pada anak usia dini dapat menggunakan teori tua yang masih relevan “Learning by doing” yang dikemukakan montessori. Menurut Montessori pembelajaran dilakukan dengan mengutamakan penggunaan alat peraga atau alat permainan.
Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungannya yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Anak gemar bereksplorasi dengan berbagai kegiatan.
Berbagai usia di atas, maka pembelajaran pada anak TK / RA hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berorientasi pada kebutuhan anak.
2. Berorientasi pada prinsip pekembangan anak.
3. Belajar seraya bermain atau bermain sambil belajar.
4. Pendekatan kreatif dan inovatif.
5. Lingkungan yang kondusif.
6. Menggunakan pembelajaran yang terpadu.
7. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup.
8. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang efektif.

1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran anak usia dini hendaknya berorientasi pada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilaksanakan secara integratif dan holistik. Anak usia dini sedang membutuhkan upaya pendidikan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya baik fisik dan psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional). Oleh sebab itu pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
2. Berorientasi pada Prinsip Perkembangan Anak
Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip perkembangan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Anak belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman dan bebas secara psikologis.
b. Siklus belajar anak selalu berulang, dimulai dari membangun kesadaran, melakukan eksplorasi, menemukan untuk selanjutnya anak menggunakannya.
c. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya.
d. Minat dan rasa ingin tahu anak akan memotivasi belajarnya.
e. Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu.
f. Anak belajar dari yang sederhana ke rumit, dari konkrit ke abstrak, dari gerakan ke verbal, dan dari keakuan ke rasa sosial.
3. Belajar Seraya Bermain atau Bermain Sambil Belajar
Bermain bagi anak-anak merupakan kegiatan yang sangat disukai, karena bermain memberikan efek kesenangan, kepuasan, dan membantu anak mengatasi rasa tertekan. Oleh sebab itu bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini. Upaya – upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan obyek-obyek/benda – benda yang dekat dengan anak sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertia yang berkaitan dengan pengalamannya. Bermain selalu berdasarkan inisiatif anak, kemauan anak, dan dukungan guru, sehingga guru berperan sebagai fasilitator yang senantiasa siap melayani anak sesuai dengan kebutuhannnya (Scaffolding). Dengan demikian pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan permainan anak.
4. Pendekatan Kreatif dan Inovatif
Proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan – kegiatan yang menarik, membangktkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal – hal baru. Selain itu pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya diperlakukan sebagai obyek, tetapi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih banyak mengembangkan kemampuan anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Bagaimana anak dapat meningkatkan rasa ingin tahunya dengan caranya sendiri, baik melakukan berbagai pengalaman dan eksplorasi di lingkungan sekolahnya. Mengajak anak untuk berkomunikasi, mengungkapkan perasaannya, menemukan jalannya sendiri untuk mengatasi masalahnya sendiri. Bahasa merupakan prioritas yang dikembangkan sejak usia dini melalui berbagai permaian yang dirancang agar memungkinkan anak dapat berkomunikasi secara optimal dengan guru, teman dan orang dewasa.
5. Lingkungan yang Kondusif
Lingkungan pembelajaran hendaknya diciptakan semenarik dan menyenangkan sehingga anak merasa nyaman dan betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam dan di luar kelas. Penataan sarana prasarana hendaknya memperhatikan keamanan, kenyamanan, dapat memberikan ruang gerak yang bebas untuk anak bereksplorasi baik secara kelompok ataupun individual. Untuk mengatasi keragaman budaya anak didik, pendidik hendaknya peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak. Tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayannya masing-masing dengan tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah, di sekolah dan di lingkungan sekitar.
6. Menggunakan Pembelajaran Terpadu Dengan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan terpadu. Pembelajaran berbasis tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya pemilihan tema hendaknya diambil dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, familiar atau telah dikenal anak, serta menari minat anak, dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Model pembelajaran terpadu beranjak dari tema yang menarik minat anak (center of interest) sebagai sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak secara mudah, jelas dan tepadu sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Melalui program yang didasarkan pada tema, anak-anak membangun hubungan diantara infromasi yang terpisah-pisah untuk membentuk konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Penggunaan tema akan meningkatkan pengembangan konsep anak. Pembelajaran terpadu melalui tema dapat diprogramkan dalam periode jangka panjang atau jangka pendek. Jangka panjang misalnya satu tahun, satu semester, satu bulan. Sedangkan jangka pendek dapat dalam bentuk satu minggu atau beberapa hari saja.
7. Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan kecakapan hidup didasarkan pada pembiasaan hidup. Pengembangan kecakapan hidup didasarkan pada pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin, dan bersosialisasi, menyesuaikan diri serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidup anak.
8. Menggunakan Berbagai Media Dan Sumber Belajar Yang Efektif
Media pembelajaran adalah suatu alat yang berisi pesan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian dan minat siswa untuk aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien menuju kepada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan perkembangan anak usia dini yang berada pada taraf pra-operasional dan operasional konkrit, anak membutuhkan pengalaman belajar secara konkrit, seperti yang dikemukakan oleh Montessori bahwa pembelajaran utuk anak usia dini dilakukan dengan mengutamakan penggunaan alat peraga atau alat permaian. Media dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.