Header Ads

KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS


A. Pengertian
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu, pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “ kelola“, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”.Istilah lain dari pengelolaan kelas adalah manajemen. Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa inggris, yaitu management. Yang berarti ketatalaksanaan, tatapimpinan, pengelolaan. Secara umum Suharsimi mengatakan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. (Djamarah, 2006:175)
Sedangkan kelas menurut Oemar hamalik (1987:31), adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. (Djamarah, 2006:175)

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan (Suharsimi Arikonto, 1992:67-68)
Sedangkan menurut Hadari Nawawi (Dalam ana Rosilawati, 2008:128) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Menurut Sudirman N, dkk (dalam Djamarah, 2006:177), Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potesi kelas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar-mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Suharsimi Arikunto (1988:68 berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Menurut Ahmad (1995:2) ) (http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/09/tujuan-pengelolaan-kelas/) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Jadi tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

C. Langkah-langkah Pengelolaan Kelas
Setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt dalam Dede Rosyada, (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133), adalah:
a. Persiapan yang cermat
Yang dimaksud persiapan yang cermat disini adalah guru harus mengenali benar siswanya, karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini dimaksudkan agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas.
b. Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas
Agar siswa tidak selalu dibingungkan dengan gaya dan model penugasan yang terus berubah, tidak ada salahnya guru menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang akan dilakukan gurunya, akan mampu mengurangi keributan dikelas.
c. Bersikap tenang dan terus percaya diri
Dengan ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, guru akan mampu mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dengan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan mudah panik dan kehilangan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-siswanya.
d. Bertindak dan bersikap professional
Seharusnya seorang guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait denagn keberhasilan tugas pokok tersebut.
e. Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat
Dalam hal ini guru harus mampu mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya, yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan respon dari guru atau belum.
f. Menghindari langkah mundur
Jika guru tidak bisa mengatasi gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus membesar dan mengganggu siswa lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur.
Agar tidak melangkah mundur, maka guru harus melakukan hal-hal berikut:
1) Tegur siswa yang melakukan perbuatan tidk benar dalam kelas, saat sudah mengganggu orang lain.
2) Terus amati siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
3) Gunakan otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan mengedepankan aturan yang sudah disepakati bersama.
4) Berikan bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
5) Tetap tenang dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa didalam kelas.
g. Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif
Komunikasi yang baik dengan orang tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena semua perlakuan guru terhadap siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi kepada orang tua dari siswa yang bermasalah.
h. Menjaga kemungkinan munculnya masalah
Agar terjaga dari kemungkinan ini, sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penataan kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
2) Kurikulum harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
3) Sikap guru yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga wibawa keguruannya.
4) Kemampuan guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa dia dapat memenuhi harapan mereka.
5) Sistem yang dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan pengelolaan kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan dengan baik pada orang tua siswa.
6) Membuat perencanaan untuk hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak terduga.
7) Penampilan mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik, penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.

D. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Menurut djamarah dan Uzer Usman (dalam Ana Rosilawati, 2008:134-135) Prinsip-prinsip pengelolaan kelas itu mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Hangat dan Antusias
Guru harus menunjukan sikap hangat dan antusias dalam mengajar, apalagi ketika berhubungan dengan siswa. Kehangatan dan keantusiasan yang diperlihatkan oleh guru akan mendatangkan keberhasilan dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Pengunaan kata-kata, tindakan,atau cara mengajar yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
3. Bervariasi
Kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Guru yang luas dan tidak kaku dalam menerapkan strategi pembelajaran, juga salah satu prinsip pengelolaan yang baik.
5. Penekanan Pada hal-hal yang Positif
Ini berarti bahwa penguatan positif harus lebih didahulukan dari pada penguatan negatif.
6. Penanaman Disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri.
E. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas ini pada dasarnya terbagi dua yaitu :
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemiliharaan kondisi belajar yang optimal, meliputi :
1. Menunjukkan sikap tanggap
Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan oleh guru untuk membuktikan bahwa ia ada bersama dengan para siswanya, memberikan perhatian, sekaligus mengontrol kepedulian dan ketidakacuan para siswanya. Sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan serta memberikan reaksi atas gangguan dan ketidakacuan siswa dalam bentuk teguran.
2. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama, dengan cara :
a. Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual.
b. Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.

3. Memusatkan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan jika guru mampu memusatkan perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok atau bekerjasama. Memusatkan dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat situasi tentang suatu hal sebelum menyampaikan materi.
b. Menuntut tanggung jawab, atas keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan, baik dalam melaporkan hasil kerja kelompok, memperagakan sesuatu atau memberikan tanggapan.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak kebingungan.
5. Menegur
Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa sehingga mengganggu proses pembelajaran didalam kelas, maka guru hendaknya memberikan teguran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tegas dan jelas teruju kepada siswa yang mengganggu.
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
6. Memberi penguatan
Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu atau tidak melakukan tugas, maka penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul.
b. Keterampilan yang berhubungan degan pengembalikan kondisi belajar yang optimal, meliputi:
1. Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku menurut Bootzin (dalam Soetarlinah Soekadji, 1983) merupakan usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. Dalam perspektif behaviorist modidifikasi perilaku didefinisikan sebagai penggunaan secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut. (http://djejak-pro.blogspot.com/2009/12/modifikasi-perilaku-bagi-peserta-didik.html)

2. Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok,
- Memperlancar terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas
- Memeliharah kegaiatan-kegiatan kelompok
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Seorang guru harus memaksimalkan untuk memecahkan masalah tersebut dengan seperangkat cara untuk mengendalikan perilaku siswa tersebut.
F. Permasalahan-permasalahan di dalam kelas
Berikut ini masalah yang dihadap oleh guru sehubungan perilaku murid saat menerima pelajaran:
- Murid cepat bosan dan tidak konsentrasi
- Lambat dalam menerima pelajaran dan cepat lupa
- Tidak konsentrasi terhadap pelajaran atau linglung
- Tidak aktif di kelas
- Minimnya motivasi
- Melalaikan tugas sekolah
- Jenuh dan tidak semangat
- Hasil ujian kuran memuaskan dan serting tidak naik kelas
Adapun solusi untuk permasalahan di atas adalah sebagai berikut:
1. seorang guru haruslah memiliki kecakapan di dalam kelas dengan menciptakan suasana yang kondusif
2. apabila permasalahan semakin kompleks, seorang guru hendaknya menentukan jenis persoalan, apakah persoalan tersebut termasil persoalan pendidikan atau psikologis, sebab tiap-tiap persoalan membutuhkan metode penyelesaikan tersendiri.
3. Mengubah metode mengajra
4. Mengubah sarana pendidikan
5. Menggunakan motivasi yang bervariasi
6. Mengubah kegiatan pendidikan
7. Menggunakan kecakapan yang pernah dipraktikkan dan cocok untuk materi baru(Mahmud Kahlifah:2009, 178-180)

DAFTAR PUSTAKA

Ana Rosilawati. 2008. Profesionalisme Keguruan. Pontianak: Stain Pontianak Press
Ivor K. Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV Rajawali
Mahmud Khalifah dan Usaham Quthu. 2009. Menjadi Guru yang Dirindu. Surakarta: Ziyad Books.
Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV Rajawali
Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/09/tujuan-pengelolaan-kelas/
http://djejak-pro.blogspot.com/2009/12/modifikasi-perilaku-bagi-peserta-didik.html
Comments
0 Comments

No comments

Budayakan terima kasih dan mengisi komentar! Atau sekedar review? Silahkan tinggalkan komentar, review maupun request anda!

Powered by Blogger.